Senin, 23 Mei 2016

tanya jawab konseling dan psikoterapi dalam islam

Soal
1.      Manusia sebagai obyek material bimbingan konseling  dan psikoterapi Islam, sejak lahir telah dilengkapi dengan fitrah/potensi ke Islaman, Namun dalam perkembangan hidupnya, fitrah tersebut mungkin sekali mengalami penyimpangan dari kejadian aslinya, yaitu selain islam karena faktor eksternal, (al-hadits).
èBagaimanakah menurut anda peran bimbingan konseling islam dalam upaya prefensi agar fitrah tersebut tetap berkembang sesuai dengan kejadian aslinya...?
Jawaban :
Bimbingan dan konseling Islami sebagai upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah (potensi) manusia dan atau kembali kepada fitrah dengan cara memberdayakan (enpowering) iman, akal, dan kemauan yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada individu dapat berkembang dengan benar dan kokoh sesuai tuntunan-Nya. Oleh karena itu, referensi utama yang dijadikan sebagai rujukan dalam bimbingan dan konseling Islami adalah “tuntunan Allah SWT“, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Maka menusia patuh dan taaat kepada aturan yang ada dalam Al-qur’an dan Hadits.
Peran utama konselor dalam bimbingan dan konseling Islami adalah sebagai “Pengingat”, sebagai orang yang mengingatkan individu yang dibimbing dengan ajaran agama Islam. Allah telah mengutus Rasul-Nya dengan Al-Qu’ran sebagai pedoman hidup yang sempurna, jika ada individu yang “kebingungan” dan “salah jalan” dalam menjalani kehidupannya, diduga individu tersebut belum memahami petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai implementasi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah peran muslim yang mempunyai keahlian sebagai konselor untuk mengingatkannya.
Manusia dilengkapi dengan fitrah iman sebagai navigator dan kontrol bagi fitrah yang lain (tubuh, jiwa, dan nafsu). Oleh karena itu, dalam bimbingan dan konseling Islami harus fokus pada menjaga, memelihara, dan menumbuhkan iman dalam bentuk ‘ pemahaman individu terhadap Al-Quran dan Sunnah Rasul, serta pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah memberikan kebebasan pada manusia untuk memenuhi fitrahnya. Namun, pemenuhannya diatur dengan hukum Allah. Bimbingan dan konseling Islami harus ditujukan untuk memungkinkan individu secara bertahap membimbing diri mereka sendiri dalam memenuhi kebutuhan fitrahnya sesuai dengan hukum Allah.
2.      Dalam proses layanan bimbingan konseling islam (terutama yang berfungsi kuratif), diketahui terdapat tiga teori utama, yaitu teori Hikmah, Teori Mauidhoh Hasanah dan teori Mujadalah yang baik. (Bakran, M. Hamdani, 2001). Dalam teori mauidhah hasanah, digambarkan oleh Bakran, dengan cara mengambil pelajaran dari percontohan kehidupan para nabi dan rasul.
è Coba berikan dua contoh kasus keteladanan rasul (muhammad saw) dalam kontek bimbingan konseling, tulis haditsnya atau terjemahannya.
Dalam suatu kisah diceritakanToleransi nabi terlihat dalam hadis tentang orang yang bersetubuh di siang hari Ramadhan dalam keadaan puasa. Hadis ini diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: يَارَسُولَ اللهِ, هَلَكْتُ. قَالَ: مَالَكَ؟ قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِيْ وَأنَا صَائِمٌ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا؟ قَالَ: َلا. قَالَ: فَهَلْ تَسْتَطِيْعُ أَنْ تَصُوْمَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ؟ قَالَ: لا. فَقَالَ: فَهَلْ تَجِدُ إِطْعَامَ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًا؟ قَالَ: لا, قَالَ: فَمَكُثَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَبَينَا نَحْنُ عَلَى ذَلِكَ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَقٍ فِيْهَا تَمْرٌ, قَالَ: أَيْنَ السَّائِلُ؟ فَقَالَ: أنَا. قَالَ: خُذْهَا فَتَصَدَّقْ بِهِ. فَقَالَ الَّرجُلُ: أَعَلَ أَفْقََر مِنِّي يَارَسُوْلَ اللهِ؟ فَوَ اللهِ مَابَيْنَ َلابَتَيْهَا, يُرِيْدُ الْحَرَّتَيْنِ, أَهْلُ بَيْتِ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي. فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ ثُمَّ قَالَ: أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ.
Artinya: "Ketika kami duduk di sisi Nabi SAW, tiba-tiba datanglah seseorang lalu berkata: 'Ya Rasulullah, celakalah aku'. Rasul bertanya: 'Apa yang mencelakakanmu?' Ia menjawab: 'Saya menggauli istri Saya, sedangkan Saya berpuasa (Ramadhan). Rasulullah SAW bertanya: 'Apakah kamu memiliki sesuatu untuk memerdekakan budak?' Ia menjawab: 'Tidak', Rasulullah SAW bertanya lagi: 'Apakah kamu bisa berpuasa dua bulan berturut-turut?', Ia menjawab: 'Tidak', Rasulullah SAW bertanya lagi: 'Apakah kamu bisa memberi makan 60 orang miskin?' Ia pun menjawab: 'Tidak'. Berkata Abu Hurairah, 'Maka pergi Nabi SAW, sesaat kemudian kami melihat Nabi SAW datang membawa sekerangjang kurma', Nabi bertanya: 'Manakah orang yang bertanya tadi?' Maka dia menjawab: 'Saya', Bersabda Nabi: 'Ambillah olehmu kurma ini, maka sedekahkanlah' Maka bertanya laki-laki itu: 'Apakah ada orang yang lebih faqir dariku wahai Rasulullah? Maka demi Allah, tidak ada orang di antara dua bukit (kota Madinah) yang lebih faqir dari pada keluargaku'. Maka tertawalah Nabi SAW sehingga kelihatan giginya, lalu ia bersabda: 'Berilah makan keluargamu dengannya'". (H.R. Bukhari)
Hadist di atas menunjukkan kebijaksanaan sekaligus sikap toleransi Nabi kepada para sahabatnya yang sedang bermasalah dan meminta agar Rasul membantunya untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Kemudian Nabi SAW memahami kondisi dan kemampuan masing-masing sahabat dan tidak menerapkan hukum yang kaku tanpa melihat persoalan yang sesungguhnya. Begitulah Rasulullah SAW membina kepribadian sahabat sehingga mereka taat melaksanakan risalah yang dibawanya dengan suka hati, tanpa merasa terpaksa.
Dalam suatu riwayat (hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu umamah) yang artinya : Seorang pemuda yang mendatangi Rasul dan bertanya secara lantang dihadapan para sahabat: Wahai Rasulullah, apakah engkau dapat mengizinkan saya untuk berzina? Mendengar pertanyaan yang tidak sopan itu para sahabat ribut dan mau memukulinya, Nabi segera melarang dan memanggil, bawalah pemuda itu dekat-dekat kepadaku. Setelah pemuda itu duduk didekat Nabi, Nabi bertanya kepada pemuda itu: Bagaimana jika ada orang yang akan menzinahi ibumu? Pemuda itu menjawab, demi Allah saya tidak akan membiarkannya. Bagaimana terhadap anak perempuanmu? Pemuda itu menjawab, tidak juga ya Rasul, demi Allah, saya tidak akan membiarkannya. Nabi melanjutkan, bagaimana jika terhadap saudara perempuanmu? Tidak juga ya Rasul, saya tidak akan membiarkannya. Nabi meneruskan, begitu juga orang tidak akan membiarkan putrinya atau saudara perempuannya atau bibinya dizinahi kemudiani. Nabi kemudian meletakkan tangannya kedada pemuda itu sambil berdoa; Ya Allah bersihkanlah hati pemuda itu, ampunilah dosanya dan jagalah kemaluannya.
Dari kisah diatas terlihatlah bahwa Rasulullah sebagai konselor Islami memberikan nasehat,arahan dan bimbingan penuh persuasif, lemah lembut penuh kesungguhan dan kesabaran menghadapi seseorang pemuda (klien) yang meminta pendapat kepada beliau.
Lebih jauh dari itu, Allah SWT memberikan penjelasan bahwa diantara tugas-tuggas Rasulullah Saw diutus kemuka bumi ini adalah untuk menyampaikan kebenaran dan pengajaran pada manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surat Yunus ayat 57 yang artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit ( yang berada) dalam dada dan pentunjuk serta rahmad bagi orang-orang yang beriman”
Berdasarkan ayat dan hadis diatas menjelaskan bahwa Alquran dan Sunnah Rasul merupakan Landasan ideal dan konseptual dari bimbingan dan konseling Islam. Karena al-quran dan Hadis dalam pandangan Islam merupakan pandangan naqliah. Disamping landasan naqliah, bimbingan konseling Islami juga memerlukan landasan aqliyah, dalam hal ini termasuk filsafat Islam dan landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran Islam.
3.      Sebagai pekerjaan professional, konseling dan psikoterapi islam memiliki fungsi dan mekanisme kerja yang specific mengikuti alur keilmuan yang mendasarinya, sehingga untuk saat ini konseling dan psikoterapi islami dirasakan sama pentingnya dengan bidang-bidang pekerjaan professional yang lain seperti dokter spesialis, guru, jaksa,  perawat, dll).
è Coba berikan komentar dimana letak pentingnya konseling dan psikoterapi islam di era kemajuan tehnologi dan komunikasi seperti sekarang ini.
Jawaban :
Era globalisasi dan modernisasi membawa dampak positif dan negatif dalam kehidupan manusia, satu sisi perkembangan ini memberi manfaat dalam membantu aktifitas manusia tetapi di sisi lain menimbulkan permasalahan baru seperti de humanisasi masyarakat modern, merenggangnya ikatan-ikatan sosial, dan terabaikannya nilai-nilai spiritual.
Dalam kondisi seperti itu, manusia akan mengalami konflik batin secara besar-besaran. Konflik tersebut sebagai dampak dari ketidakseimbangan antara kemampuan iptek yang mengahasilkan kebudayaan materi dengan kekosongan rohani. Kegoncangan batin yang diperkirakan akan melanda umat manusia ini akan mempengaruhi kehidupan psikologis manusia. Pada kondisi ini, manusia akan mencari penentram batin, antara lain agama. Hal ini pula barangkali yang menyebabkan munculnya ramalan futurolog bahwa di era globalisasi agama akan mempengaruhi jiwa manusia. Para ahli psikiatri mengakui bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan rohani maupun kebutuhan sosial, bila kebutuhan tersebut terpenuhi, maka manusia akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan yang dihadapinya.
William James, seorang filosuf dan ahli jiwa dari Amerika Serikat, mengemukakan tentang pentingnya terapi keagamaan atau keimanan, ia mengatakan bahwa tidak diragukan lagi terapi terbaik bagi kesehatan adalah keimanan kepada Tuhan, sebab individu yang benar-benar religius akan selalu siap menghadapi malapetaka yang akan terjadi. Sedangkan Carl Gustav Jung (Tokoh Psikologi Analistik), sebagaimana dikutip Amir, menyatakan bahwa gangguan psikis pada dasarnya bersumber dari masalah religius. Hal ini juga dapat dilihat dai ungkapan “psikoneurosis” harus dipahami sebagai penderitaan yang belum menemukan artinya, penyebab dari penderitaan ini adalah Stagnasi (penghentian) sepiritual atau Sterisas psikis.
Hal tersebut sangat menjelaskan bagaimana pentingnya konseling dan psikoterapi islam di era modern. Selain dapat mengatasi masalah juga dapat meningkatnkan keimanan atau kereligiusitas seseorang.
4.      Sebagian pakar konseling/psikoterapi menyatakan bahwa antara konseling dan psikoterapi adalah identik baik secara konsep maupun mekanismenya, tetapi sebagian yang lain menyatakan bahwa diantara keduanya terdapat persamaan dan perbedaan dalam mekanismenya.
è Coba lakukan identifikasi (menurut Anda) dimanakah letak perbedaan diantara keduanya, dan berikan contohnya.
Jawaban :
Menurut saya pebedaan antara konseling dan psikoterapi adalah konseling lebih berfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebihmengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yan g ada dalam proses konseling berlangsung. Juga perberian solusi agar konseli dapat lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakini untuk menyelesaikan masalahnya.

Sedangkan psikoterapi lebih terfokus pada treatment terhadap masalah emosional an juga lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih berusaha untuk menghilangkan simptom-simptom yang dianggap mengganggu dan lebih mengusahakan agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian ke arah yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar